Selasa, 30 Juni 2009

CiNt@ bUtuH KesaBaRaN..

Cinta itu butuh kesabaran...


Sampai dimanakah Kita harus bersabar menanti cinta Kita ???

Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta Kita..

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia..... .

Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah......

Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu.

Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula

Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya.

Kami berbulan madu di tanah suci,,itu janjinya ketika kami berpacaran

Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci....

Aku sangat bahagia dengan nya,,diya sangat memanjakan aku.... Sangat
Terlihat rasa cinta Dan sayangnya pada Ku..

Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi.

Sangat terlihat

Sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.

5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun
Kami hanya berdua saja.
Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat
Kecil di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu - satunya dalam keluarga nya,,jadi aku harus
Berusaha untuk dapat meneruskan generasi nya...
Alhamdulillah suamiku mendukung Ku.... Ia mengaggap Allah belum
Mempercayai kami untuk menjaga titipan NYA.
Tapi keluarga nya mulai resah,, Dari awal kami menikah ibu & adiknya
Tidak menyukaiku,, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan
Dari mereka,,tapi aku menutupi dari suami Ku......

Didepan suami Ku,,mereka sangat baik pada Ku,,tapi dibelakang suami
Ku,,aku dihina - hina oleh mereka...
Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami
Kecelakaan,, , mobilnya hancur

Alhamdulillah suami Ku selamat dari maut yang hampir membuat Ku menjadi
Seorang janda.
Ia dirawat dirumah sakit,,pada saat dia belum sadarkan diri,,aku selalu
Menemaninya siang & malam, kubacakan ayat - ayat suci Al - Qur'an,aku
Sibuk bolak - balik rumah sakit Dan tempat aku melakukan aktivitas
Sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karean kecelakaan.

Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,,aku melihat
Didalam kamarnya Ada ibu, adik - adiknya Dan teman - teman suamiku, Dan
Satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya.
Mereka tertawa menghibur suamiku.
Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat
Suami Ku sudah sadar,,tapi aku tak boleh sedih di depannya.
Kubuka pintu yg tertutup rapat itu,sambil mengatakan "Assalammu'alaikum"
Mereka menjawab salam Ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu Dan mereka
Semua melihatku,,, suamiku menatapku penuh manja,,mungkin IA kangen
Padaku karena sudah 5 Hari Mata nya selalu tertutup. Tangannya
Melambai,,mengisyar atkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah
Aku menghampirinya, Ku cium tangannya sambil berkata
"Assalammu'alaikum", IA pun menjawab salam Ku dengan suaranya yg lirih
Tapi penuh dengan cinta.
Aku pun senyum melihat wajahnya.
Ibu nya lalu berbicara sama aku ...

"Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri"

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah
Mencintainya, perempuan itu bernama Desi, Dan diya sangat akrab dengan
Keluarga suamiku. Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga.

Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di
Dalam ruangan,,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka - luka di kepala suamiku,,,baru
Sebentar aku membersihkan mukanya,,tiba - tiba adik ipar Ku yg bernama
Dian mengajakku keluar,IA minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun
Mengijinkannya. Aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar Ku berkata " lebih baik kau pulang saja "
Ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. "
Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang
Harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil,, Aku
Berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi
tiba - tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg
sama, ia akan memberi alsan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan
pada nya, toj suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah
suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan
rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak
pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit.
Dan aku hanya bisa menangis dlm kesendirianku. Menangis mengapa mereka
sangat membenciku.
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* *******

Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut
kehilangannya, aku takut cintanya dibagi denagn yang lain. Pagi itu,
pada

saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman
belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan
favorit kami, sambil melihat ikan - ikan yang bertaburan di kolam air
mancur itu.
Aku bertanya " Ada apa kamu memanggil ku ?"

Ia berkata " Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang "
Aku menjawab " Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang - barang
kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?"
"Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga
sdh lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan
aku kan pulang dengan mama ku " Jawab nya tegas

"Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?" tanya
ku balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa
karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku
bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
" Mama minta aku yang menemani nya saat pulang nanti " jawab nya tegas

" Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu
tidak bertemu, ya kan ?" lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium
keningku.. Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku
tunjukkan pada nya.
Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang &
cintanya.

Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi
karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku
karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yg
pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah
tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya
harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang
atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak
mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya
yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang
jatuh dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan
terjadi sesuatu,,tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya
bisa

menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.


Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama
- sama kemana pun ia pergi.
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya
pembantu saja teman ngobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya.

Sampai keesokan hari nya, aku menangis..menangisi kepergiannya.

Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak
boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan
selalu menelpon ku.

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********

Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri.
Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak

terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana
aku pun jatuh sakit...rahimku sakit sekali seperti dililit oleh
tali,,,tak tahan aku menhan rasa sakit dirahimku ini,sampai - sampai aku
mengalami pendarahan,, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki -
lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena
kanker mulut rahim stdium 3.... Aku menangis,,apa yang bisa aku
banggakan lagi,,mertuaku akan semakin menghinaku,, ,suami ku yang malang
,,yang berharap akan punya keturunan dari rahimku... Aku tak bisa
memberikannya

keturunan. Dan aku hanya memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang,,kapan ia pulang, aku
tak tahu..
Sementara suamiku disana,,aku tidak tahu mengapa ia selalu marah - marah
jika menelponku,, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu
marah - marah terhadapku,,

Lebih baik aku tutupi dulu,,dan aku juga tak mau membuatnya khawatir
selama ia berada di Sabang.
Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan
cerita pada nya.
Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung....

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat
foto
- f oto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk.
Ku buka di inbox ponselku, ternayta dari suamiku yang sms, ia menulis
"aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulang nya satu hari lagi, aku
aku kabarin lagi".

Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja
ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba,,aku menantinya di
rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai
parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan
menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir - akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam,
sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku
membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya,
aku tak mw ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku
pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya ...

Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia
langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku..
Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan
nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan
aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasa nya kami selalu berjama'ah, tapi karena melihat nya tidur sangat
pulas, aku tak tega membangun kannya, aku helus mukanya, aku cium kening
nya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka'at.

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ***

Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon
kamar kami dia bersiap - siap untuk pergi, aku memanggil nya tapi ia tak
mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah
tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi
ia begitu cepat pergi,,ada apa dengan suamiku...mengapa ia sangat aneh
terhadapku ?
Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu.

Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian
yang angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi
dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab "Loe pikir aja sendiri !!!"
telpon pun langsung terputus.
Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku
berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau
berbicara padaku, apalagi memanjakan ku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas
tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja,
aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat,
ia bertanya denagn nada yg keras, suamiku telah berubah.
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan
mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku
serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang
suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku

hanya berdo'a agar suamiku sadar akan prilakunya. *******


2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam,
lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja
kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun
kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala
yang ia perlukan.
Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya
obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu
pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai
seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot - repot meminta uang pada
nya

hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi
orang asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir
sendiri.
Tiba - tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku
memanggilku.

"ya ada apa Yah !" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah"

"Lusa kita siap - siap ke Sabang ya !" Jawabnya tegas

" Ada apa ?" Mengapa ?" sahutku penuh dengan keheranan

Astaghfirullah. .suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, diya
mebentakku,, tak ada lagi diskusi anatara kami.
Dia mengatakan " Kau ikut saja jgn byk tanya !!! "

Aku pun lalu mengemasi barang - barang yang akan dibawa ke Sabang sambil
menangis,sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi.
2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi
orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang
dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari
batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak
tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong
dengan nada tinggi, suka membanting barang - barang, dia bilang
perbuatan itu menunjukkan ketidakhormatan kedapanya. Aku hanya bisa
bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* *********

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku
tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul
disana, termasuk ibu & adik - adiknya, aku tidak tahu ada acara apa
ini..
Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar
tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dlm
lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada
sebelum suamiku lahir.

Tiba - tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk
segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yag berada di
tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda diaman langit -
langit nya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku
menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya, tiba -
tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak
atas semuanya membuka pembicaraan.

"Baiklah,karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau
Fisha ! " Nenek nya bicara sangat tegas.. Dengan sorot mata yang tajam.
" Ada apa ya Nek ?" sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab " Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8
tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda - tanda kehamilan yang
sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!'

Aku menangis, untuk inikah aku diundang ke mari, untuk dihina atau di
pisahkan dengan suamiku.

"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau
menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,
dan akhirnya menikahlah ia dengaa kau." Neneknya berbicara sangat
lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

"Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya"
Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin
aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya
keberanian..

Nenek nya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari
pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata " kau
mau nya gimana ? kau di madu atau diceraikan ?"

Masya Allah...... kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini
seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap
seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di
pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun
belakangan ini.

"Fish, jawab !! " Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab

Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan
gemetar aku menjawab dengan tegas....... ..
" Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat
berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan
keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami."
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku di bagi, pada
saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mata ku
tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suami ku, "Ayah siapakah yang akan menjadi
sahabat ku dirumah kita nanti Yah ? "
Suamiku menjawab " Dia Desi ! "

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara " Kapan pernikahan
nya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek
?"

Ayah mertuaku menjawab "Pernikahannya 2 minggu lagi."

" Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk
menyuruh nya mengurus KK kami ke kelurahan besok" setelah berbicara
seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku
buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak,
tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku
telah dibagi,,sakit. .diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini
suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ?

Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah
tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang
setiap hari rontok, ku lihat wajahku,,ternyata aku memang sudah tidak
cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian
tengahnya.

Tiba - tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia
berdiri dibelakangku, ,tak kuhapus air mata ini aku langsung
memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan "terimah kasih ayah, kamu
memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal
pergi kamu nanti ! iya kan ?"

Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia
tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan
salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah
tak memanjakan ku lagi.. Lalu dia bilang bilang "sudah malam, kita
istirahat yuk " !

"Aku sholat isya dulu baru aku tidur" jawab ku tenaang.

Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan
berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan
suamiku.
Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku.
Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku,
diamana rasa sayang dan cintanya itu.

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di
laptopku.

Di laptop aku menulis saat - saat terakhirku melihat suamiku, aku marah
pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku
yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku
save di my document yang bertitle "Aku mencintaimu Suamiku "
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk
keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku
takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama,, lalu
suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara
padaku.
"Apakah kamu sudah siap ?"

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

"Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke
dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu,
lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a di ubun -
ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu....."
tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis
meledak

Tiba - tiba suamiku menjawab "lalu apa Bunda ?"

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung
menatapnya dengan mata yang berbinar - binar...

"bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?" pinta ku tuk
menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata " Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda
?"
sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit
membungkuk karena diya sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja..

Dia tersenyum, sambil berkata " Kita liat saja nanti ya !" dia memelukku
dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui
selain mama" lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan
berkata " Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ?
Mengapa ayah berubah ? Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih
sayang ayah ? Aku kangen dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan
satu hal lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu
waktu awal kita pacaran,aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4
bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu
adalah lelaki yang aku cari." Bukan bearti aku pernah berzina ayah. Aku
langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata "
Aku minta maaf ayah telah membuatmu susah"
Saat itu juga, diangkatnya badanku,ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali.

Tiba - tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres
dengan ku, dan ia bertanya " bunda baik - baik saja kan " tanya nya
dengan penuh khawatir.

"aku pun menjawab, bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu
itu sudah mebuatku baik Yah" aku tak bisa bicara sekarang. Karena dia
akan menikah. Aku tak mau buat diya khawatir. Dia harus khusyu menjalani
acara prosesi akad nikah tersebut.
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* *

Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang
suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati
ini cemburu, ingin berteriak mengatakn "Ayah Jangan" tapi aku ingat akan
kondisi ku.

Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut.
Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante
yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati
ini, ya,,aku kuat.
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang -
orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku
sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak
mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilaku nya. Apa iya, dia
tidak suka dengan pernikahan ini ?

Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti
aku yang di musuhinya.
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur
dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka
lakukan didalam.

1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu,
aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku
dekati lalu ku lihat..... Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya,ia
tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah,
tiba
- tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

"kamu datang ke sini, aku pun tau " ia langsung berkata seperti itu, aku
tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan
"maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya
aku.
Besok kita pulang ke Jakarta , biar Desi pulang denagn mama,papa Dan
juga adik - adikku"

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk
istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja,
sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh
malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah meresakan

kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk
mersakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.
Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus ?"

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?"

" Aku kangen sama kamu Bunda " Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah
terluka oleh sikapku yang egois" Dengan lembut suamiku menjawab seperti
itu.

Lalu suamiku berkata, " Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan
bunda...
Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai
ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi
ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya
klo bunda gk mw berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip
( "seperti itu" ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan
ayah berpikir klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu
ayah, terus ayah dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu
memanjakan bunda "
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada
kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak
pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku
ini.

Aku hanya menjawab "Aku sudah ceritakan itu kan Yah, akutidak pernah
berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar

hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu
Yah.
Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis
karena menderita mencintaimu.

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian
di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan
suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna
aku tak mau mati dalam hati yang penuh denagn rasa benci..
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* *****

Keesokan harinya..... ......

Katika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku
sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget...
Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit....

Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku....

Aku merasakan tanganku basah...

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa
kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan " Bunda,,Ayah minta
maaf ,,,,!!"
Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang
terjadi padaku.
Aku berkata dengan suara yang lirih " Yah....Bunda ingin pulang,,bunda
ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah...."
"Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah... !!! Bunda sayang banget
sama Ayah "
Tiba - tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas,
kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan

suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya.

Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup
denagn kalimat tahlil.
\\\\\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\
\\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\
\\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\
\\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\
\\\\\\\\\ \\\\\\\\\

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka,,

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacran samapai
kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku..

Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu
sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku
selalu berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah
diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau
sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah
menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa
yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan
Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap
sebaliknya."
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* ******

Setelah ku buka laptop,ku baca curhatan istriku

Ayah,,mengapa keluargamu sangat membenciku

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?

Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena
dia adik iparku tapi aku disambut denagn wajah ketidak sukaannya..
Sangat terlihat Ayah.
Tapi ketika engaku bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia
memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti
itu

ayah.

Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karen aku tahu kamu pasti membela
adikmu, tak ada gunanya Yah.

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku

Aku sangat marah....

Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi
dan ibunya.
Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku,,maafkan aku

Engkau Maha Adil.

Berilah keadilan ini padaku Ya Allah


Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi
padamu.

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.



Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku

Aku harus sadar diri

Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?

Ayah aku masih tak rela

Tapi aku harus ikhlas menerimanya


Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir

Sebelum ajal ini menjemputku

Ayah...akuk kangen ayah


Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang
mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda... Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah...

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku,
rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.


Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku
tak perduli, dalam kesendirianmu. ...
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur
dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda,,kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam keegoanku..

Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat
ditidurmu yang panjang.

Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu
mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.
Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu
saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ?

Tunggulah Ayah disana Bunda......

Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini...... Aku mohon.....
............ ....







2 komentar:

menek_deui mengatakan...

Cerita itu mirip dengan apa yang mama saya alami.
Keluarga papa belum setuju sampai sekarang. Hampir 25 tahun.
Sedih bacanya.
Saya print tulisan ini (maaf belum ijin) dan saya berikan ke mama saya. Beliau menangis dan mengatakan "maafkan mama dan papa ya, Nak. Tapi memang jalan ini yang harus ditempuh". Yeah, saya anggap ini ladang pahala bagi mama papa dan saya..

wahyudi fajr mengatakan...

Pernah baca tulisan ini & berkaca-kaca,.. :(
to; @Rossy setiao org pun keluarga mempunyai jalan garis takdir yang berbeda, pun dengan saya, more complicated. yup, biarlah itu menjadikan ladang pahala bagi kita :)
"krn Alloh takkan menguji suatu kaum diluar batas kemampuannya"

 
Copyright @ 2008 **jOuRnEy oF mY LiFe**: CiNt@ bUtuH KesaBaRaN.. | Original Template: Uno Design Studio | Modified By: iEn | Resolution: 1024x768 | Best View: Firefox | Top